Lagi-lagi Asap

Selasa, 29 September 2015

Asap menjadi trending topic di grup WA Phytogrist 96 kami. Grup kawan-kawan sewaktu di SMAN 1 Bukittinggi. Hampir-hampir mengalahkan topik poligami. Hehehe... Anak sekolah diliburkan, begitu informasi yang disampaikan kawan yang berdomisili di Duri, Riau. Karena kondisi udara semakin jelek.

Di Padang Panjang sendiri sudah beberapa hari ini kabut asap kembali menyelimuti. Jarak pandang kurang lebih 200 meter saja, itu ukuran yang bisa saya pakai. Karena alat ukur  Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota ini tidak ada. Informasinya, apabila mencapai angka 500 Psi Particulate Matter (PM10) itu kondisi yang BERBAHAYA. 

Kabut asap ini memang menjadi masalah rutin di negeri ini. Seolah-olah pemerintah tak berdaya menangani. Sudah beberapa bulan belum tampak tanda-tanda akan berakhir. Bahkan tampak semakin parah.

Saya pikir ini masalah sederhana, bukan berarti menyederhanakan masalah lho.. Asap ini timbul dari pembakaran hutan dan lahan, yang paling besar itu di Riau dan Kalimantan, Jambi sebagian. Sumbernya jelas, kenapa seolah-olah negara menutup mata. Sudah berapa banyak korban dari bencana ini? Yang pasti banyak yang jadi korban perasaan.


Kalau saya melihat ini masalah ketegasan dan komitmen untuk penegakan hukum. Law inforcement kata ahli hukum. Dan ini merupakan masalah utama di negeri ini. Hukum hanya untuk rakyat kecil bukan untuk para pejabat dan cukong-cukong.

Saya bukan tipe orang yang pesimistis, atau skeptis. Saya yakin ke depan akan ada perubahan. Perubahan itu harus dimulai dari sendiri, mulai saat ini, mulai dari hal-hal kecil, itu yang selalu disampaikan Aa Gym. Tidak akan ada perubahan negara ini kalau tidak dimulai dari warganya.
Dan itu semua terpulang kepada kita...

0 comments:

Posting Komentar