Ini hari keempat.
Kami check out dari hotel sebelum zuhur. Sengaja
agak terlambat karena perjalanan kemaren sudah larut malam. Sayang sudah bayar
penginapan tapi tidak dipergunakan maksimal..hehe… Disamping itu sebenarnya
Johar Baru tidak terlalu jauh lagi. Kurang lebih 12 km.
Di bawah panas terik matahari perjalanan kami mulai.
Baru beberapa kilometer sepeda kami kayuh, perut pun mulai terasa keroncongan. Baju
yang saya kenakan basah oleh keringat. Hotel tempat kami menginap tidak
menyediakan sarapan. Saya dan Pak Dedi tadi pagi sudah mencoba mencari sarapan
yang halal namun tidak kami jumpai. Ternyata daerah tempat kami menginap
semalam dominan dihuni oleh warga keturunan China.
Di dekat stasiun terdapat warung nasi lemak dan ayam
goreng Wak Kentut. Kami mampir di sana. Namanya sedikit aneh. Tapi memang ayamg
gorengnya enak, berbeda dengan ayam KFC yang kita lihat. Ayam gorengnya sedikit
berminyak. Tidak lupa kami pesan minuman dingin.
Waktu di Malaka saya pesan minuman teh es, tapi yang
diberikan teh susu es. Ternyata kalau mau pesan teh es di sini bilangnya teh
“O” es. Teh kosong tanpa susu es. Hehehe…ada-ada saja…
Azan zuhur telah berkumandang. Kami sepakat untuk
jama’ ta’khir nanti diwaktu ashar. Sehabis makan siang obrolan kami semakin
panjang. Ustad bercerita kalau dahulu dia bekerja di Telkom-nya Malaysia.
Dengan gaji lumayan besar. Tapi kemudian dia putuskan untuk berhenti karena
tidak ingin lagi merasa terikat. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sekarang
Ustad membuka praktek bekam dan usaha
herba bersama istri. Kalimat yang selalu ingat dari Ustad adalah “Selagi kita hidup
rezki sudah Allah tentukan”. Jadi jangan
takut rezki kita akan tertukar...
Makan siang di Rumah Makan Wak Kentut |
Pukul 14.30 kami mulai berkemas untuk melanjutkan
perjalanan. Matahari masih terasa terik. Kami kayuh sepeda di tengah ramainya
lalu lintas.
Kumandang
azan bergema dari sebuah masjid di Sendai. Kami segera menuju masjid. Selesai
shalat kami kedatangan “Mamak”nya istri om Fajar. Yang sebelumnya sudah berkomunikasi
dengan om Fajar rencana kedatangan kami.
Kami pun diajak mampir ke rumah.
Pak
Azhar ini sudah puluhan tahun di Johar Baru. Sejak lama membuka usaha tempat
makan dan restauran. Beliau adik kandung dari ibu mertua om Fajar. Begitu
cerita beliau saat menjamu kami di rumahnya. Kami menginap malam itu di rumah
beliau.
Selepas
maghrib, kami dijemput anak angkat Pak Dedi yang rumahnya tidak terlalu jauh
dari rumahnya Pak Azhar. Dengan sebuah Proton Exora kami diajak makan malam
disebuah rumah makan sea food. Sebelum pulang kami diajak keliling kota Johor
Baru. Menikmati ramainya suasana malam. (bersambung)
Foto di rumah Pak Azhar |
0 comments:
Posting Komentar