Buya
Hamka, seorang ulama besar yang pernah lahir di Indonesia. Bukan hanya sebagai
ulama, beliau juga dikenal sebagai sastrawan yang sangat produktif di zamannya.
Tak banyak di Indonesia ulama yang juga seorang budayawan, sastrawan, politisi
dan penulis. Beliau lah salah satunya.
Sebagaimana
kita ketahui juga bahwa walaupun Beliau lahir di Maninjau, namun sebagian
episode kehidupan Buya Hamka hadir di Kota Padang Panjang. Di Kota Serambi
Mekkah ini beliau pernah bersekolah dan mendirikan lembaga pendidikan Kulliyatul
Mubalighin di Kauman Muhammadiyah.
Buku
ini ditulis oleh putra kelima Buya Hamka yang bernama Irfan Hamka. Cetakan
pertama tahun 2013 yang diterbitkan oleh Republika Penerbit. Sebelum dicetak
oleh Republika Penerbit ternyata tulisan ini pernah diterbitkan secara terbatas
oleh UHAMKA dengan judul Kisah-kisah Abadi Bersama Almarhum Ayahku, Hamka.
Buku
ini mengisahkan kehidupan Buya Hamka langsung dari anak-anaknya. Dalam
pengantarnya penulis, Irfan Hamka menyebutkan kisah ini dimulai sejak beliau
berumur 5 tahun, saat agresi Belanda kedua tahun 1948 sampai wafatnya Buya
Hamka tahun 1981.
Pada
pengantar buku ini DR. Taufiq Ismail mengisahkan kalau ayahnya A. Gaffar
Ismail, merupakan teman sekelas Buya Hamka di Sumatera Thawalib, Parabek
Bukittinggi. Taufiq Ismael juga mengatakan bahwa Hamka menjadi orang Indonesia
keempat yang mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Al Azhar,
Mesir pada tahun 1961. Ketiga tokoh lainnya tersebut adalah Buya A. Karim
Amarullah (ayah buya Hamka) dan Buya Abdullah Ahmad dari Padang pada tahun 1926,
dan Etek Rahmah El Yunusiyah dari Diniyyah Putri Padang Panjang tahun 1957.
Dengan
membaca buku ini kita bisa lebih mengenal Buya Hamka lebih dalam dari sisi
keluarga beliau, yang tentunya bisa kita jadikan pelajaran dari
kehidupan beliau.
0 comments:
Posting Komentar