Gowes Tiga Negara Part II

Minggu, 17 Mei 2020

Ustad Idris, Pak Dedi, Saya dan Om Fajar


Pagi itu kami kedatangan tamu. Namanya Idris. Kalau om Fajar memanggilnya Ustad. Dari tampilannya saya perkirakan usianya lebih muda dari Pak Dedi. Sekitar 50-an tahun. Kepada kami beliau mengaku asli Melaka. Kedatangan Ustad ternyata tidak sendiri. Beliau bersama istri dan dua orang putranya. Berdasarkan informasi yang saya dengar dari om Fajar, Ustad berencana menemani perjalanan kami sampai ke Singapura.

Cerita punya cerita, sebenarnya Ustad beberapa tahun lalu juga pernah bersepeda keliling Sumatera Barat bersama putra sulungnya. Hampir seluruh daerah dikunjunginya. Adapun misinya adalah silaturahim dengan para ulama-ulama dan pondok pesantren di Sumatera Barat. Itulah awal perkenalannya dengan om Fajar.


Berdasarkan informasi dari om Fajar, setelah kunjungannya ke Sumatera Barat, Ustad dan putranya bersepeda menuju Makkah Al Muqarramah. Sayang keinginannya untuk sampai di kota suci terhenti ketika tidak mendapatkan izin memasuki Iraq dengan alasan keamanan.
Usai sarapan, perjalanan kami mulai dengan city tour keliling Kota Melaka. Berfoto di tugu KM 0 menandakan awal perjalanan kami di negeri jiran. Pukul 11.00 siang kami mulai meninggalkan kota Melaka. Rencananya sesore-sore hari kita sudah sampai di Distrik Batu Pahat. Kurang lebih 94 km dari Melaka arah selatan.


Cuaca siang itu sangat terik. Angin berhembus cukup kuat. Jalannya lebar, datar, dengan aspal yang mulus. Tampak kebun kelapa sawit di kiri kanan jalan. Mobil begitu ramai lalu lalang. Kami berjalan beriringan. Di depan Ustad memimpin rombongan. Sesekali saya jauh tertinggal di belakang. Menjelang zuhur kami sampai di sebuah SPBU untuk beristirahat sejenak dan melaksanakan shalat zuhur dijama’dengan ashar.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 km, kami pun sampai di Kota Muar. Panas terik siang itu  membuat keringat bercucuran. Perut yang lapar memaksa kami untuk mencari rumah makan.

Selesai makan siang, sambil menunggu terik matahari memudar, kami bercerita dan berbagi pengalaman dengan Ustad tentang perjalanan yang telah dia lakukan. Dari paparan yang di sampaikan, dapat saya tangkap bahwa beliau bersama teman-temannya melakukan perjalanan manggunakan sepeda keliling dunia dalam rangka mengajak ulama-ulama dan tokoh Islam untuk melaksanakan pertemuan akbar di Kota Makkah dalam menyikapi datangnya akhir zaman.

Pukul 15.30 perjalanan kami lanjutkan. Terik mentari tidak lagi terasa membakar. Entah kenapa, hampir selalu saya tertinggal di belakang.

Menjelang isya, Ustad memutuskan singgah di sebuah masjid untuk menunaikan kewajiban. Dari Distrik Batu Pahat masih 6 km lagi. Atas kebaikan pengurus masjid mereka menawarkan kami untuk menginap saja di serambi masjid yang cukup besar. Tawaran tersebut tidak kami sia-siakan…hehehe… (bersambung)

Sarapan pagi di traktir Ustd bersama keluarga





0 comments:

Posting Komentar