Gowes Tiga Negara Part IV

Rabu, 20 Mei 2020


Ini hari keempat.

Kami check out dari hotel sebelum zuhur. Sengaja agak terlambat karena perjalanan kemaren sudah larut malam. Sayang sudah bayar penginapan tapi tidak dipergunakan maksimal..hehe… Disamping itu sebenarnya Johar Baru tidak terlalu jauh lagi. Kurang lebih 12 km.

Di bawah panas terik matahari perjalanan kami mulai. Baru beberapa kilometer sepeda kami kayuh, perut pun mulai terasa keroncongan. Baju yang saya kenakan basah oleh keringat. Hotel tempat kami menginap tidak menyediakan sarapan. Saya dan Pak Dedi tadi pagi sudah mencoba mencari sarapan yang halal namun tidak kami jumpai. Ternyata daerah tempat kami menginap semalam dominan dihuni oleh warga keturunan China.


Di dekat stasiun terdapat warung nasi lemak dan ayam goreng Wak Kentut. Kami mampir di sana. Namanya sedikit aneh. Tapi memang ayamg gorengnya enak, berbeda dengan ayam KFC yang kita lihat. Ayam gorengnya sedikit berminyak. Tidak lupa kami pesan minuman dingin.

Waktu di Malaka saya pesan minuman teh es, tapi yang diberikan teh susu es. Ternyata kalau mau pesan teh es di sini bilangnya teh “O” es. Teh kosong tanpa susu es. Hehehe…ada-ada saja…

Azan zuhur telah berkumandang. Kami sepakat untuk jama’ ta’khir nanti diwaktu ashar. Sehabis makan siang obrolan kami semakin panjang. Ustad bercerita kalau dahulu dia bekerja di Telkom-nya Malaysia. Dengan gaji lumayan besar. Tapi kemudian dia putuskan untuk berhenti karena tidak ingin lagi merasa terikat. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sekarang Ustad membuka  praktek bekam dan usaha herba bersama istri. Kalimat yang selalu ingat dari Ustad adalah “Selagi kita hidup rezki sudah Allah tentukan”.  Jadi jangan takut rezki kita akan tertukar...

Makan siang di Rumah Makan Wak Kentut

Pukul 14.30 kami mulai berkemas untuk melanjutkan perjalanan. Matahari masih terasa terik. Kami kayuh sepeda di tengah ramainya lalu lintas.  

Kumandang azan bergema dari sebuah masjid di Sendai. Kami segera menuju masjid. Selesai shalat kami kedatangan “Mamak”nya istri om Fajar. Yang sebelumnya sudah berkomunikasi dengan om Fajar rencana  kedatangan kami. Kami pun diajak mampir ke rumah.

Pak Azhar ini sudah puluhan tahun di Johar Baru. Sejak lama membuka usaha tempat makan dan restauran. Beliau adik kandung dari ibu mertua om Fajar. Begitu cerita beliau saat menjamu kami di rumahnya. Kami menginap malam itu di rumah beliau.

Selepas maghrib, kami dijemput anak angkat Pak Dedi yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahnya Pak Azhar. Dengan sebuah Proton Exora kami diajak makan malam disebuah rumah makan sea food. Sebelum pulang kami diajak keliling kota Johor Baru. Menikmati ramainya suasana malam. (bersambung)

Foto di rumah Pak Azhar


0 comments:

Posting Komentar